Saya terlibat pembicaraan menarik dengan Mas Andi Kurniawan di sebuah kolom komentar Facebook. Kami bicara tentang pemilik Depot 32 Kalisat --Tan Kok Ren, tentang Rumah Roti Soponyono yang legendaris di Kalisat pada 1970-1980an, yang berlokasi di sebelahnya Pak Soekarlan depan Kawedanan Kalisat, dan tentang nama-nama Hoakiao di Kalisat.
"Saya lebih dekat dengan keluarga Bakers Soponyono mas. Kebetulan Tan Kok Fi adalah temen satu angkatan SMPN Kalisat. Tapi kami saling mengenal dari kecil, karena Ayahku kerja dekat dengan tempat mereka. Ayahku bekerja di Perum Telekomunikasi, sebelum menjadi PT. TELKOM."
Bagi saya, toko roti selalu menarik. Dimana ada orang Eropa, di sana terdapat pula toko roti. Kiranya, sebelum Bakers Soponyono berdiri, di Kalisat telah ada toko roti lain, setidaknya di era 1920an.
Kisah yang dituliskan Mas Andi mengingatkan saya pada catatan Om Liang pada 19 Oktober 2015 lalu, dengan tiga foto penyerta, satu di antaranya adalah foto berikut ini.
Berikut yang Om Liang tuliskan;
"Foto-foto dari album lama ini berusia kurang lebih 85 tahun. Ada foto toko milik Kakek kami yang menjual kecap produksinya, Guci-guci tempat fermentasi kedelai, Kakak ipar Ayah kami dengan kebaya encim bersama putra putrinya."
Enam hari sebelumnya, Om Liang bikin catatan Facebook berjudul, KAKEK SAYA JUALAN KECAP.
"Kakek saya datang dari Tiongkok ke desa Kalisat di sekitar pergantian abad ke 19. Dia mendirikan pabrik kecap yang cukup maju.Tapi jangan dibayangkan pabrik kecap di rumah kakek saya itu seperti pabrik kecap di masa kini. Rumah kakek hanyalah berdinding papan dan bambu dengan banyak guci/gentong besar untuk fermentasi kedelai. Biarpun demikian banyak juga pabrik kecap lain yang memalsukan cap/merk dagang milik kakek saya. Hal itu terjadi berkali-kali hingga akhirnya kakek saya memasang foto dirinya yang di tempel di setiap leher botol kecap produksinya. Nampaknya taktik ini berhasil membuat pemalsuan itu berakhir. Sayangnya pabrik kecap ini hanya berjalan satu generasi saja."
Tujuh bulan lalu, ketika warga Kalisat bikin acara kolektif Pameran Foto Kalisat Tempo Dulu, logo kecap NJOO THIOE HIEN Kalisat juga turut kami tampilkan. Meski berukuran kecil, ia menjadi daya tarik pameran foto.
"Dulu ada 2 pabrik kecap di Kalisat. Kecap nomor satu milik kakek saya, Kecap nomor berikutnya milik keluarga Kwee (Toko Cemara) sebelah depot 32." Tulis Om Liang pada Aunurrahman Wibisono di kolom komentar, 1 November 2015.
Pada 1898, satu tahun setelah diresmikannya stasiun Kalisat, telah ada tiga kelontong di Kalisat. Mereka sengaja diundang oleh penyelenggara wilayah, untuk membantu roda ekonomi di Kalisat. Di masa-masa itulah Njoo Thioe Hien hadir di Kalisat, lalu mencoba bikin usaha pabrik kecap.
Kalisat memiliki coraknya sendiri. Kurang patut rasanya jika kita grusa-grusu mengolomkan Kalisat dengan sebutan Pendalungan. Di sini saya lebih sering mendengar istilah 'Kalisatan' dibanding pendalungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar