Dokumentasi oleh Mohamat Solihin. SMAN 1 Kalisat, 16 Desember 2014
Dalam rangka Dies Natalis Pencinta Alam EXPA SMAN 1 Kalisat, mereka mengadakan lomba fashion di sekolahnya.
Ada dua hal yang paling sering saya jumpai di Kalisat, yaitu tata boga dan fashion. Di sini ada sebuah kampung yang rata-rata penduduknya tidak menyukai makanan pedas, berbanding terbalik dengan kampung di sebelahnya. Ada pula nama-nama makanan yang hanya dimengerti oleh warga Kalisat, misalnya pentol bolak-balik, nasi kuning yang hanya dijual pada hari minggu, warna jenang sapar yang berbeda (kaya warna-warna cerah, tidak menggunakan pewarna dari gula jawa saja, serta menggunakan air enjet yang dididihkan kemudian dijernihkan untuk nguleni adonan), dan lain-lain. Biasanya tata boga yang disajikan dipengaruhi oleh filosofi dan sejarah keluarga penyajinya.
Adapun fashion, mereka bergerak dan menyebar dengan cepat, tidak hanya di bulan Agustus, dan tak perlu menanti datangnya JFC. Ia berkembang dalam berbagai varian, berbagai model, tanpa mengindahkan batas-batas teritorial. Di sinilah lahirnya fashion tembakau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar