Oleh: RZ Hakim
Stasiun Sukowono sekitar tahun 1910
Foto di atas saya pinjamkan dari situs KITLV dengan keterangan, Groepsfoto op de halte Soekoewono in de residentie Besoeki. Di sana tertera jika waktu pemotretan sekitar tahun 1910. Sejarah perkereta-apian di Indonesia sendiri dimulai sejak zaman Belanda, tepatnya sejak hari Jum'at tanggal 17 Juni 1864. Saya pernah menuliskannya di sini.
Mengapa Kalisat dan Sukowono dilalui oleh jalur kereta api?
Kereta api adalah transportasi massal yang bisa memanjakan manusia dalam bidang pengangkutan. Jika kita rangkum, tentu hanya ada dua motif dari pihak penjajah. Pertama adalah motif ekonomi, yang kedua motif militer. Jalur Sukowono menuju Pelabuhan Panarukan. Sedangkan jalur dari Kalisat yang kini masih aktif, menuju Banyuwangi. Saya kira mereka hanya sedang memikirkan bagaimana cara termudah untuk memboyong sumber daya alam sebanyak-banyaknya ke negeri Eropa, juga tentang kemudahan dalam distribusi pasukan jika sewaktu-waktu terjadi konflik.
Menyediakan transportasi massal yang nyaman untuk penduduk Bumiputera adalah motif paling cok-koncok. Situasi dan kondisinya tentu berbeda dengan kereta api di hari ini.
Di penghabisan tahun 1901, bagian-bagian rel kereta api di Jawa sebagian besar sudah beroperasi. Garis timur berjumlah 812 km dan garis barat 841, terbanding dengan tahun 1894 garis timur 485,5 km dan garis barat 604 km.
Untuk garis Probolinggo - Klakah - Kalisat - Panarukan membentang sepanjang 185 km.
Pada tahun 1903 garis simpangan Kalisat - Banyuwangi sudah selesai pembikinannya. Kini kereta api telah bisa melintas di atas tanah yang teramat makmur. Proses pengangkutan hasil bumi menjadi semakin mudah.
Sebelum dibangunnya jalur kereta api dari Kalisat menuju Sukowono hingga Panarukan, pengiriman produk perkebunan dikirim ke pelabuhan Kalbut dengan menggunakan gerobak sapi sehingga membutuhkan waktu 2 hari dan daya angkutnya terbatas yakni 8 pak. Namun dengan dibukanya jalur kereta api tersebut hanya membutuhkan 3 jam perjalanan dengan daya angkut yang jauh lebih besar.
*Disarikan dari Buku Peringatan Staatsspoor en Tramwegen in Nederlandsch Indie 1875 - 1925
Tidak ada komentar:
Posting Komentar