Stasiun Sukosari. Dokumentasi Kari Kecingkul
Tadi sore kami berempat --Hana, Ivan, Deny, RZ Hakim-- singgah sejenak di stasiun Sukosari. Ia adalah sebuah stasiun kecil, lebih tepat dikatakan halte, yang lokasinya ada diantara stasiun Ajung dan stasiun Sukowono. Sukosari masuk kecamatan Sukowono kabupaten Jember. Stasiun dengan ketinggian 321 MDPL ini dulu mempunyai dua jalur kereta api. Dibangun pada tahun 1900, lalu tak lagi aktif sejak sebelas tahun yang lalu.
Mengapa jalur kereta api Kalisat-Panarukan tak lagi digunakan dan dibiarkan menjadi jalur mati? Hanya ada sebuah alasan klise, bahwa prasarana sudah mulai sangat tua, sedangkan biaya perbaikan terhitung tinggi sekali. Tentu ada ketidak-seimbangan dengan pendapatan yang dihasilkan dari penumpang di jalur ini.
Dibandingkan dengan stasiun Ajung yang rata dengan tanah, stasiun Sukosari masih bisa dibilang bernasib baik. Kondisinya memang memprihatinkan. Beberapa genting sudah jatuh. Namun secara keseluruhan, stasiun ini masih sangat memungkinkan untuk diselamatkan. Barangkali ini dikarenakan partisipasi warga sekitar. Mereka sering memanfaatkan stasiun Sukosari untuk menyimpan hasil panen. Jadi secara tidak langsung mereka juga turut menjaga keberadaan stasiun ini.
Selain dimanfaatkan oleh warga sekitar, digunakan untuk tempat nongkrong pemuda, stasiun ini juga tempat yang nyaman bagi kambing-kambing di siang hari, saat mereka butuh tempat berteduh dari terik mentari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar