Oleh RZ Hakim
Rasa penasaran saya pada sosok legendaris Jack Lesmana membawa saya pada sebuah blog milik Marcoo. Ia bukan blog baru bagi saya, sebab di waktu yang lalu saya pernah berlama-lama di blog-nya. Mungkin empat atau lima tahun lalu, saya lupa.
Seperti yang kita tahu, mulanya nama Jack Lesmana adalah Jack Lemmers. Dampak revolusi menciptakan proses Indonesianisasi. Atas saran Presiden Soekarno, Lemmers berganti menjadi Lesmana. Nasibnya serupa Batavia yang berubah menjadi Jakarta, atau seperti penyanyi tempo dulu kesukaan Ibu saya, Marjolien 'Lientje' Tambajong yang berganti menjadi Rima Melati.
Pengetahuan saya tentang Jack Lesmana sangat terbatas. Di banyak catatan, disebutkan bahwa Jack dilahirkan di Jember pada 18 Oktober 1930, dengan nama Jack Lemmers. Jack menggunakan nama Lemmers, mengikuti nama ayahnya. Ayah Jack sebenarnya berdarah Madura. Ia diadopsi oleh seorang Belanda. Barangkali dari sana muncul nama 'Lammers' serta jawaban mengapa Ayah Jack pandai memainkan biola.
Jack Lesmana:
Lalu pertanyaan yang muncul, siapakah keluarga Lemmers? Dari pertanyaan sederhana ini, saya tersesat (lagi) di blog milik Marcoo.
Di catatannya tertanggal 26 November 2009, tampak sekali jika Marcoo ingin datang ke Jember. Ia sedang mencari tahu sebanyak-banyaknya tentang Jember. Marcoo membuka google map, serta melahap segala situs tentang Jember. Mengapa? Dia bilang, "Mama werd op 10 Februari 1941 geboren in Djember, Oost-Java."
Benar. Mamanya lahir di Jember, satu tahun sebelum Jepang datang. "En mama, ik hoop dat ik de Hospitaalstraat kan vinden." Marcoo sungguh berharap, saat nanti benar-benar bisa menginjakkan kaki di atas tanah tumpah darah Mamanya, ia ingin segera menemukan alamat yang dimaksud, JL. Rumah Sakit di Jember.
Kakek Marcoo Bernama Roelof Lammers
Roelof Lammers namanya (bukan LEMMERS). Ia menikahi perempuan bernama Anneke. Mereka biasa memanggil putrinya, Mamanya Marcoo, dengan panggilan Ottie. Roelof Lammers dan Anneke datang ke Indiƫ pada akhir 1930an. Ia datang ke Indonesiƫ dan bekerja sebagai 'Wagenings Landbouw Ingenieur te werken in de rubber- en tabaksveredeling.' Pengolahan karet dan tembakau.
"Ketika saya tiba di Jember, saya akan merokok cerutu untuk Kakek," tulis Marcoo dalam bahasa Belanda.
Sebenarnya tak hanya Jember yang menjadi tujuan Marcoo. Ia juga berhasrat ke beberapa kota, di antaranya Bogor. Ketika balita, sang Ayah pernah bermain-main hingga terjebak oleh Jepang dan itu bertempat di Bogor.
Pada akhirnya, di penghujung tahun 2009 Marcoo benar-benar tiba di negeri penuh kenangan, Indonesia. Ia berhasil menemukan rumah tua di Bogor, rumah masa kecil Ayahnya. Marcoo juga berhasil menginjakkan kakinya di Jember, tempat dimana dulu Kakek Neneknya bekerja di bidang pengolahan karet dan tembakau. Marcoo juga menuju ke Malang, tepatnya di danau Rawa pening, dekat Banjoebiroe 10, tempat dimana Kakek Neneknya juga pernah tinggal di sana. Marcoo bilang, travelling sendirian adalah pilihan yang sempurna. Jakarta, Bali, Jogja, Ambarawa, Merapi, Bromo, adalah tempat-tempat lain yang juga ia kunjungi. Beberapa foto-fotonya ia tampilkan di sini.
Menurut Marcoo, ketika tiba di Jember ia segera mencari dimana 'Hospitaalweg in Djember.'
"Om half vijf de stad ingegaan met een taxi. Op weg naar het ziekenhuis. Mijn eerste ijkpunt, want mijn grootouders woonden op de Hospitaalweg. Eerst verkeerd, het nieuwe ziekenhuis. Tweede keer raak, de oude kliniek. Ik zag het meteen, keek toevallig de goede kant op. Het oude huis, Draaierspark 10. Nu nummer 11 en Jalan Sudirman. Alles is anders."
Kiranya yang dimaksud 'Jalan Rumah Sakit' oleh Marcoo adalah Jember Klinik. Kini alamat rumah yang ia cari berubah menjadi, JL. Sudirman Nomor 11 Jember.
Anneke, Nenek Marcoo, ketika duduk di mobil dengan Nopol P. Saat itu Anneke masih berusia 26 tahun. Lokasi di dekat Jember.
Melihat rentang waktu antara kedatangan Kakek Nenek Marcoo di akhir tahun 1930an, saya tidak yakin jika merekalah yang mengadopsi Ayah dari Jack Lesmana. Apalagi terdapat perbedaan ejaan antara Lemmers dan Lammers. Namun tentu saya tidak menyesal tersesat di catatan Marcoo. Setidaknya saya bisa belajar satu hal dari Marcoo, yaitu cara ia memperlakukan masa lalu. Hal kedua adalah tentang foto di atas. Indah sekali. Saya menebak, jika tidak di ketinggian Rembangan --Jember, lokasi foto di atas ada di salah satu puncak GUMUK di Jember. Mungkin di Kalisat.
Marcoo, terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar