Di buku Marhaenis Muhammadiyah karangan Abdul Munir Mulkhan, disebutkan jika Muhammadiyah sudah masuk kawasan Jember, di Kalisat dan Sukowono tahun 1924 (HBM, Berita Tahoenan 1927, 1929), beberapa tahun kemudian ke Wuluhan. Muhammadiyah Wuluhan berkembang pesat, selama 1965 hingga 1969 dengan pertambahan anggota terdaftar sekitar 600 persen dari rata-rata nasional (Mulkhan 1990: 44, tabel 1).
Dalam konfigurasi sosial politik saat itu (baca Marhaenis Muhammadiyah Bagian keempat, dimulai dari halaman 141), perkembangan Muhammadiyah Wuluhan berbeda dari seluruh kawasan Jember dan sisi Timur Jawa Timur serta kawasan lain. Muhammadiyah telah masuk ke daerah ini sejak sebelum kemerdekaan, tidak lama sesudah berkembang di Sukowono dan Kalisat, di sekitar kota Jember, yang tahun 1924 sudah berstatus cabang. Tahun 1930an, telah didirikan sekolah modern yang kelak menentukan perkembangan Muhammadiyah di daerah ini.
Muhammadiyah sendiri didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912, oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan KHA Dahlan. Jadi ketika Muhammadiyah baru berusia 12 tahun, ia telah hadir di pelukan beberapa masyarakat Kalisat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar