Makam Kuno Bujuk Supi di Kalisat. Dokumentasi Kari Kecingkul, 4 Juni 2014
Ada sebuah makam kuno di kecamatan Kalisat yang terletak di sebuah ketinggian Gumuk. Untuk mencapai ke sana, kita harus melewati tangga bersemen. Undak-undak itu dibuat atas inisiatif warga dengan cara kerja bakti, untuk menghormati keberadaan makam tersebut. Menurut informasi warga, itu adalah makam Bujuk Supi. Sebagian menyebutnya dengan ejaan; Sufi.
Siapakah Bujuk Supi? Sebagian warga Ajung percaya jika ia adalah sesepuh desa, yang mbabad tanah Ajung. Lalu ingatan saya tertuju pada Bujuk Patar, ia juga dipercaya sebagai pembabad desa Ajung. Sebagian kecil lainnya percaya jika Bujuk Sufi adalah sesepuh warga Plalangan. Ini tentu membuat saya bertanya-tanya.
Kebingungan saya terjawab, sebab ada satu sumber yang menyebutkan jika Bujuk Supi adalah pembabad tanah Ledokombo, namun ia meninggal dunia di desa Ajung kecamatan Kalisat. Berikut yang dikisahkan tentang Bujuk Supi.
Ketika itu Ledokombo masih berupa desa yang luas. Sebagian arealnya adalah hutan yang lebat, sebagian lagi adalah genangan air rawa. Pohon yang tinggi serta binatang buas, juga ancaman hewan-hewan kecil seperti nyamuk malaria, menyebabkan Ledokombo bukan sebuah wilayah hunian favorit.
Kemudian datanglah para pengembara. Diantara pengembara itu ada yang bernama Supi, seorang mantan punggawa dari Kerajaan Blambangan. Kelak ia dikenal sebagai bujuk atau Moyang bagi orang Ledokombo. Namanya sejajar dengan para bujuk yang lain, yaitu Bujuk Gendhe dan Bujuk La'iyem.
Dikarenakan tempatnya becek penuh ledok, maka desa yang luas itu oleh Bujuk Supi diberi nama Ledokombo.
Setelah menamai tempat itu, Bujuk Supi tidak menetap di sana. Ia pindah di sebuah desa bernama Plalangan di Kalisat. Di masa yang lalu, Plalangan adalah wilayah yang dipenuhi oleh ilalang. Bujuk Supi menetap di sini hingga akhir hayatnya.
Makam Bujuk Supi - Dokumentasi Kari Kecingkul
Bagaimana dengan Bujuk Gendhe? Ia dipercaya berasal dari Kudus. Kegemarannya adalah melakukan barter atau tukar menukar barang. Karena kegemarannya itulah, wilayah yang ditempati Bujuk Gendhe disebut Pasar. Hingga saat ini wilayah tersebut masih bernama dusun Pasar. Makam Bujuk Gendhe tidak diketahui.
Berbeda dengan Bujuk Gendhe, Bujuk La'iyem berasal dari Bondowoso. Kegemarannya adalah membuat tempat pemandian. Ia bermukim sementara di Ledokombo, namun sempat menamai wilayah tempat ia tinggal dengan nama Padasan. Disebut Padasan --atau Paddasan-- karena kegemarannya itu. Mungkin berawal dari kata padusan. Hingga kini wilayah tersebut masih ada, masuk wilayah dusun Krajan di kecamatan Ledokombo. Tempat bermukimnya Bujuk La'iyem hingga ia meninggal dunia adalah di Sumberbulus, masuk kecamatan Ledokombo. Di Ledokombo, ia juga menamai sebuah sumber mata air yang banyak pohon nangkanya. Dusun tempat keberadaan mata air itu hingga kini tetap bernama dusun Sumbernangka.
Jejak-jejak Bujuk La'iyem bisa ditelisik dari tempat-tempat tersebut, ditambah dengan padukuhan Paddasan di desa Pujer Kabupaten Bondowoso.
Kari Kecingkul belum mendokumentasikan makam Bujuk La'iyem di Sumberbulus.
*Terima kasih untuk admin Website Desa Ledokombo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar