Barangkali ada diantara teman-teman Kalisat yang ingin menulis novel/membuat film/narasi/puisi/lukis/lagu/teater/tari-tarian/pameran dll, saya telah mengumpulkan data mentahan yang cukup membantu membangunkan imajinasi tentang Kalisat Tempoe Doeloe. Jika memang butuh, bisa menghubungi saya di rumah kontrakan, JL. Kartini 28 desa Ajung, Kalisat.
Data-data yang terkumpul ini saya butuhkan untuk membuat sebuah buku tentang Kalisat.
Misalnya, saya menemukan catatan tahun 1898 tentang Kalisat yang bercerita tentang suasana Kalisat sebelum ada stasiun Transfer menuju dua jalur besar; Panarukan dan Banyuwangi. Ketika itu Kalisat hanya dianggap wilayah pedalaman (jauh dari pelabuhan) yang tidak signifikan dan tidak menjanjikan masa depan. Tentu saat itu Kalisat bukan merupakan daerah tujuan orang-orang untuk mencari penghasilan/mengembangkan ilmu/berkesenian.
Hingga tahun 1898, telah ada tiga Toko China di Kalisat, dan pasti segera datang lebih banyak toko-toko lainnya, sebagai penggerak roda ekonomi.
Keberadaan Stasiun Kalisat juga melahirkan gedung-gedung baru (kantor pos dan penginapan), pusat pemerintahan distrik, alun-alun, ruang ibadah, sekolah untuk kelas menengah ke atas, pasar rakyat, penambahan akses jalan, irigasi, serta taman bermain.
Dikabarkan oleh De Indische courant, bahwa pada tahun 1927 atau 88 tahun yang lalu Kalisat telah menjadi semacam satelit Jember/wilayah penyangga Kabupaten, berpenduduk padat dibanding daerah lain, serta selalu ramai jika lebaran akan tiba.
"Mendekati lebaran, banyak orang 'tumplek-blek' di kotta (Kalisat) dengan banyaknya pejalan kaki yang melintas di kamp kecil orang-orang China yang jika diperhatikan ini tidak seperti biasanya. Mereka membeli segala sesuatu, makanan, barang-barang rumah tangga, terutama katun dan juga kembang api, meskipun tidak dalam jumlah yang seperti biasa dilakukan orang-orang Jawa."
Data terjauh tentang Kalisat masih di tahun 1359, ketika rombongan Hayam Wuruk melintas di kota Kalisat, dari pusat kerajaan Majapahit di Mojokerto menuju Patukangan atau Panarukan. Tentu ini tidak saya gunakan di rencana pembuatan buku nanti, sebab catatan akan saya mulai ketika Kalisat telah memiliki stasiun.
Kiranya data-data itu akan lebih 'hidup' jika disandingkan dengan sejarah lisan, dari masyarakat Kalisat di masa sekarang.
Teman-teman, mari kita belajar bersama-sama, sebab tak mungkin kita dapat mencintai negeri dan bangsa ini, jika kita sama sekali tak mengenal sejarahnya.
Salam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar