Diceritakan dalam Kitab Negarakretagama yang ditulis oleh Prapanca, bahwa pada tahun 1359 Masehi Hayam Wuruk melakukan perjalanan dari pusat kerajaan Majapahit hingga ke Patukangan (Situbondo). Rute perjalanan tersebut melalui daerah-daerah yang sekarang berada dalam wilayah delapan Kabupaten; Mojokerto, Pasuruan, Malang, Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso, dan Situbondo.
Perjalanan itu dilakukan oleh Hayam Wuruk saat ia berusia kira-kira 26 atau 27 tahun, dengan melibatkan jumlah personil yang sangat besar, dan ditempuh dalam tempo dua hingga tiga bulan lamanya. Pantaslah jika Prapanca bisa menuliskan lebih dari 200 nama-nama desa yang dilalui.
Prapanca lumayan detail menceritakan perjalanan rombongan besar itu. Ketika mereka telah meninggalkan daerah Lumajang dan memasuki wilayah Jember, desa yang mula-mula tercatat adalah Rabut Lawang, di sekitaran muara sungai Bondoyudo. Ia lalu menuliskan saat Hayam Wuruk berburu di Pulumbwan, sekitar desa Wotgalih-Yosowilangun, sebelah Barat pantai Paseban.
Catatan berikutnya dari Prapanca:
"Pada pagi berikutnya ia melalui Kunir dan Besini sebentar lagi memasuki Sadheng dan tinggal di sana selama beberapa hari, sambil bersantai dan menikmati pemandangan alam di Sarampwan."
Selanjutnya yang dituju adalah Kutha Bacok, sebuah tempat di tepian pantai Selatan. Kini masih dikenal nama Gunung Bacok di desa Sumberrejo kecamatan Ambulu, Jember. Beberapa orang menyimpulkan jika yang dimaksud Kutha Bacok adalah Watu Ulo.
Kemudian perjalan menuju Patukangan pun kembali dilanjutkan.
Bilamana Rombongan Hayam Wuruk melintas di Kalisat?
Nama Kalisat memang tidak dijumpai di Negarakretagama. Bisa jadi karena nama-nama daerah yang ditulis oleh Prapanca kini sudah berganti nama disebabkan oleh berbagai hal; diantaranya gelombang migrasi orang madura ke Jember, atau dikarenakan adanya pemberontakan raja-raja kecil terhadap Majapahit. Namun kiranya, jika kita baca lagi kitab tersebut, Prapanca memang tidak menulis secara detail ketika ia melintas di daerah Jember wilayah Utara.
Adalah Nigel Bullough, seorang arkeolog kelahiran Inggris pada tahun 1952 yang senang mengganti namanya dengan Hadi Sidomulyo ini, ia membuat jalur sederhana perjalanan Hayam Wuruk.
Setelah melewati Balung, kemudian Renes (Wirowongso Ajung), perjalanan dilanjutkan menuju Pakis Haji. Disinyalir, yang dimaksud Pakis Haji adalah Pakusari. Dari Pakusari menuju Mayang, menyusuri Kali Mayang hingga menuju Kalisat, lalu Sukowono. Barulah kemudian perjalanan dilanjut ke Tamanan. Dari sini, perjalanan berlanjut hingga ke Pakambangan atau Gambang, desa Tlogosari kabupaten Bondowoso, sampai akhirnya menuju ke Patukangan atau Panarukan.
Menurut Nigel Bullough, daerah yang dilewati merupakan 'jalan pintas' dengan mengikuti aliran Kali Mayang hingga melintas di atas tanah Kalisat. Seperti itulah gambaran sederhana tentang perjalanan rombongan besar Majapahit beserta rajanya, Hayam Wuruk, pada 656 tahun yang lalu.
Disarikan dari kitab Negarakretagama atau Desawarnana, serta dari catatan-catatan Nigel Bullough.