Dokumentasi Kari Kecingkul, 20 Agustus 2015
HARI ini warga Kampung Lima desa Ajung kecamatan Kalisat --Jember-- mengadakan lomba merias tanpa kaca. Lomba ini tentu diistimewakan bagi kaum Hawa. Masing-masing peserta terdiri dari satu pasang, mereka bergantian saling merias. Jika si A hendak merias si B, maka kedua mata si A ditutup --oleh panitia-- dengan kain. Adapun alat-alat kosmetik disediakan oleh pihak panitia.
Lomba tersebut mengundang gelak tawa, menghibur hati semua warga yang menonton, sekaligus menyegarkan kembali ingatan kita tentang betapa bermanfaatnya sebuah cermin. Jika kita ingin tampil baik, sebaiknya bercermin. Dengan kata lain, jika ingin menyongsong masa depan dengan penuh semangat, mari kita belajar dari sejarah. Penulisan sejarah yang 'benar' akan memberi dampak baik pada kehidupan kita di hari ini dan di hari-hari selanjutnya.
Pada 8000 tahun yang lalu, manusia telah mengenal cermin. Ia memanfaatkan kepingan batu yang mengkilap --seperti batu obsidian-- untuk dijadikan cermin. Seiring kemajuan ilmu pengetahuan serta ledakan teknologi, kini kita telah mengenal cermin yang lebih praktis dan detail. Hanya saja, semakin mudah kita menjumpai cermin, semakin kita malas untuk bercermin.
Teman-teman, mari bercermin dari masa lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar