Bagaimana dengan suasana kemerdekaan di Kampung Lima?
Dimulai pada 30 Juli 2015, ketika muda mudi Kampong Lima kecamatan Kalisat bergerak bersama-sama untuk melakukan pemasangan bendera kecil di ruas-ruas jalan.
Kampong Lima, 30 Juli 2015
Mulanya, mereka mengadakan rapat kecil-kecilan hingga lahir ide memasang bendera di penghujung bulan Juli. Lalu mereka berbagi tugas. Ada yang menyiapkan lem, benang bol, dan kertas minyak warna merah dan putih. Kertas itu kemudian dipotong-potong, direkatkan pada benang bol yang telah direntang, dengan pola warna 'selang-seling' merah dan putih. Ketika rentangan telah siap, mereka memasangnya secara berkelok di atas JL. Kartini desa Ajung, Kalisat, Jember. Beberapa tetangga keluar dari rumahnya, saling menyapa dan berbagi senyum. Tentu ada yang membuatkan wedang kopi serta suguhan ala kadar untuk para pemuda ini.
Tidak berhenti pada pemasangan bendera saja, pada 3 Agustus 2015 mereka mengadakan rapat resmi (tercantum undangan) bertempat di rumah Bapak RW 05 desa Ajung Kalisat, yaitu Bapak Safrawi. Rapat perdana ini melahirkan struktur kepanitiaan serta ide lomba-lomba. Selengkapnya, silahkan baca artikel berjudul; Kampung Lima dan 70 Tahun Indonesia Merdeka.
Lomba Sunggi Tempeh di Kampong Lima
Hari-hari selanjutnya, Kampong Lima semarak oleh aneka lomba. Ada lomba sunggi tempeh, balap kelereng, memasukkan paku dalam botol, memasukkan benang dalam jarum, lomba bakiak, gigit koin, sepakbola terong, sepakbola joget, domino (acara ini ditiadakan sebab kekurangan peserta), jalan sehat, merias tanpa kaca, serta tinju guling.
Lomba Gigit Koin, 17 Agustus 2015
Tepat pada 17 Agustus 2015, pelaksanaan lomba-lomba di Kampong Lima semakin semarak. Diantaranya yang sangat menghibur adalah lomba gigit koin. Para bocah tampak bersuka-ria mengikuti lomba ini, tak peduli pipi dan sekitar bibirnya bercelemot hitam. Seperti tampak pada foto di atas, para bocah, laki-laki maupun perempuan, semua berpartisipasi dan bergembira meramaikan acara ini.
Di hari yang sama, ada yang tak kalah menarik dengan gigit koin. Apalagi kalau bukan lomba sepakbola joget.
Masing-masing tim terdiri dari empat bocah, boleh laki-laki maupun perempuan. Kiranya mereka memiliki modal sosial untuk hidup setara. Generasi kecil ini hanya harus terus bertumbuh dan belajar. Meski, tanpa belajar pun seorang anak akan tetap menuju dewasa. Namun tidak dengan sendirinya mereka sanggup mengolah rasa dan bernarasi sejarah.
Pada 17 Agustus 2015 malam, semua warga di Kampong Lima Kalisat menyelenggarakan tasyakuran bersama. Berlokasi di lapangan kecil dekat rumah Pak Faroz. Ada acara potong tumpeng, hadrah, pembacaan surat Yasin dan doa, serta makan bersama-sama. Masing-masing warga membawa makanan sendiri, untuk kemudian disantap seusai pembacaan doa. Indah sekali.
Tasyakuran 70 Tahun Indonesia Merdeka di Kampong Lima
Tentu masih banyak cuplikan-cuplikan suasana yang belum dituliskan di sini. Namun semoga Anda bisa menarik gambaran umum mengenai suasana kemerdekaan di Kampong Lima kecamatan Kalisat, Jember.
Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar