Inti masalah ada di sebuah gambar.
Setiyo Hadi merasa ia terlebih dahulu menerbitkan gambar tersebut. Gambar yang dimaksud, menampakkan sosok penonton yang terpaksa harus mengintip dicelah pagar hanya agar bisa menikmati tontonan JFC di kota kelahirannya sendiri. Kira-kira begitu pesan gambar yang saya tangkap. Ia berjudul; INIKAH JEMBER UNTUK DUNIA? WARGANYA HANYA KEBAGIAN NGINTIP SAJA. Judul tersebut diakhiri dengan tanda seru yang banyak sekali.
Kita hidup di sebuah negeri yang mengusung gagasan demokratis, tentu tidak ada masalah dengan pesan yang ingin disampaikan oleh seorang Setiyo Hadi. Namun ternyata masalahnya tidak di sana. Ini tentang gambar yang dijadikan ilustrasi oleh media beritajatim.com. Setiyo Hadi merasa keberatan lalu melayangkan keberatannya di jejaring sosial Facebook.
"Yang Terhormat beritajatim.com n Mr. Oryza Ardyansyah : Sayangnya dalam mengambil gambar yang ditampilkan di berijatim.com tidak ditampilkan sumber alias copy paste dari facebook orang lain (kalau dishare di facebook sich gak pa2 ..... namun kalau jadi pemberitaan media berita ya lain persoalannya) ........... colek Bunda Lian Pira .... gambar tersebut pertama kali diunggah sekit pukul 07.30 WIB tanggal 27Agustus 2015... sedangkan gambar tsb menjadi bagian berita dari beritajatim.com jam 21.30 tanggal 27 Agusustus 2015 .............. Ayo Lebih Dulu Mana?"
Ditampilkan di kolom komentar Facebook Oryza Ardyansyah pada 28 Agustus 2015 pukul 4:42, di 'update status' Oryza yang berjudul, GEMAS DENGAN JFC. Komentar tersebut kemudian disunting dan diberi tambahan gambar seperti di bawah ini.
Dari Facebook Setiyo Hadi di dinding Facebook Oryza Ardyansyah
Oleh Oryza, komentar tersebut dijawab begini;
".....Aku sudah kasih klarifikasi di salah satu posting protesmu, tapi malah postingmu kamu duplikasi... ngene ae wis, nek koen iso mbuktikan juga bahwa meme itu karyamu, aku akan kasih caption keterangan foto bahwa itu karya Setiyo Hadi... tapi juga sekalian buktikan bhw foto org ngintip itu juga fotomu dan kamu gk ambil foto org lain juga sbg bahan meme."
Tak lama kemudian Oryza mengunggah status baru --28 Agustus pukul 7:29-- seperti di bawah ini.
"Semula saya mengira yopi alias Setiyo Hadi hanya mempersoalkan meme jfc di akun dia dengan nge tag beberapa teman. Saya klarifikasi di fb juga yg ditag-kan ke saya. Ternyata dia juga mempersoalkan dan bahkan menghujat media saya tanpa memberi kesempatan saya mengklarifikasi di salah satu grup diskusi jember yg memiliki ribuan anggota.
Waktu unggah posting bersamaan dgn waktu unggah posting thread di fb akun dia, yakni 2 jam sebelumnya (saya baca posting comment itu pukul 06.50). Selama dua jam lebih hujatan itu tak terklarifikasi. Bahkan ada yg nge-like 2 orang. Jadi saktemene koen iki onok masalah opo karo aku yop? nek niat apik ngeritik dan koreksi kenapa gk ketemuan ae, dan bukannya nyebar hujatan kemudian macak bijak,... koen yo durung iso mbuktikan itu meme hasil karyamu tapi wis menghujat... terlebih ternyata unsur utama meme yaitu foto, yo bukan karyamu... opo koen jelaskan di meme itu kalau foto di situ itu karyamu...."
Benar, di sebuah group Facebook memang terdapat komentar dari Setiyo Hadi, ditulis dengan huruf kapital.
BERITA JATIM TERNYATA GAK KREATIF ALIAS PAKAI GAMBAR ORANG LAIN TANPA KONFIRMASI DULU UNTUK PEMBERITAAN!!!
Oryza tentu keberatan jika media tempat ia menulis --beritajatim.com-- turut disebut-sebut di dunia maya. Akan baik jika Setiyo Hadi melayangkan surat keberatan secara langsung pada media yang dimaksud.
Kabar baiknya, polemik hari itu diselesaikan juga di hari itu, 28 Agustus 2015. Pasalnya, Setiyo Hadi tidak bisa membuktikan jika gambar yang dimaksud adalah hasil karyanya sendiri. Ia ada dalam keterangan selanjutnya, yaitu di lembar Permohonan Maaf.
"Bahwa foto yang saya kutip dari Lian Pira ternyata merupakan kutipan dari Achmad Fawaid."
Untuk lebih jelasnya silahkan buka spoiler di bawah ini:
Permohonan Maaf dari Setiyo Hadi:
Ini tentu peristiwa baik untuk dijadikan pelajaran bagi kita, bagaimana sebaiknya berhati-hati berkreasi, berucap, dan bertindak di dunia maya. Atas kejadian ini, seorang teman bernama Catur Budi Prasetiya memberikan apresiasi sebagai berikut;
"Respek kepada kang Oryza atas reaksi profesionalnya dalam merespon klaim pembaca sosmed. Respek juga pada mas Setiyo Hadi atas kerendahan hatinya untuk minta maaf secara offline dan online."
Teman-teman Kari Kecingkul Kalisat, banyak yang bisa kita petik dan pelajari dari kejadian di atas. Profesionalisme, azas kehati-hatian, rendah hati, dan hal-hal yang senada dengan itu. Teristimewa untuk Mas Oryza dan Mas Setiyo Hadi, terima kasih.
Catatan: Mas Setiyo Hadi, pertemanan di Facebook baru saja saya konfirmasi. Sepurane, ngene iki nek gagap teknologi.
Salam saya, RZ Hakim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar