Jumat, 24 Oktober 2014

Ulang Tahun Nyek dan Pawai Obor di Kalisat

Jumat, 24 Oktober 2014

Di Kaki Gumuk Lopez

Ini hari yang ceria, kami menikmati sore di sebuah irigasi peninggalan Belanda. Lokasinya tepat di kaki Gumuk Lopez. Jaraknya dari kediaman Om Bajil hanya sepelemparan batu saja. Lebih menceriakan lagi, hari ini Nyek sedang merayakan hari lahirnya. Selamaaat :)

Kata Om Bajil, sungai irigasi di sini adalah tempat favorit para bocah untuk mandi dan bermain air.

Menjelang maghrib, kami merapat di rumah Om Bajil. Saat hari tampak semakin menggelap, anak-anak yang berkumpul semakin bertambah. Beberapa dari mereka sedang menanti dimulainya perayaan obor, sebuah tradisi tahunan di Kalisat. Pawai obor tersebut dilaksanakan untuk memperingati tahun baru Islam 1436 Hijriyah.


Mbak Prit diantara Pawai Obor

Panjang sekali jajaran Pawai Obor di Kalisat. Barangkali ia serupa dengan iring-iringan perjalanan Hayam Wuruk beserta para prajuritnya ketika mereka mengunjungi Panarukan di tahun 1359 Masehi. Ah, entahlah.

Lokasi kami menonton adalah di di JL. Dokter Wahidin Kalisat. Ramai sekali jalan itu. Selain pawai, para pengguna jalan sibuk mencari celah dan menerobos rute yang dilalui oleh peserta pawai. Meski demikian, masyarakat dan kawan-kawan Pramuka Kalisat tak lelah-lelahnya mengatur kenyamanan peserta pawai dan publik yang sedang menikmati perayaan.


Musik Patrol diantara Pawai Obor

Perayaan semakin terlihat menarik manakala penonton disuguhi atraksi Musik Tradisional Patrol oleh salah satu tim peserta pawai. Rancak sekali irama yang mereka mainkan.

Jika Anda ingin menyaksikan Pawai Obor di Kalisat, berkunjunglah pada malam tahun baru Islam.

Sudah. Selamat ulang tahun Nyek.

Sabtu, 11 Oktober 2014

Nonton Tipe-X Bersama Agil dan Kawan-kawan

Sabtu, 11 Oktober 2014
Oleh RZ Hakim

Malam ini saya mengantarkan istri nonton Festclusive Music Concert di Lapangan Hitam Scaba Jember. Dia ingin sekali melihat perform tipe-X, sebuah band ska yang berdiri sejak 1995. Sebenarnya di rumah sedang ada Mas Bajil. Kami terpaksa meninggalkan Mas Bajil di rumah sebab ia sedang tidak ingin bergabung untuk turut nonton. Sementara, istri saya merengek. Katanya, atas nama kenangan.

Sesampainya di scaba, parkiran penuh. Oleh salah seorang petugas TNI AD, kami dianjurkan parkir di seberang. Syaratnya, menunjukkan STNK dan membayar uang sejumlah 2000 rupiah.

Memasuki areal panggung, ada satu syarat lagi khusus pria. Sabuk harus dilepaskan dan tidak boleh dibawa. Palang! Saya memakai celana pendek dan harus diberi ikat pinggang biar tidak melorot. Alhasil, selama nonton tipe-X menyanyikan sebelas lagu, saya sering membetulkan celana yang melorot.

Kabar baiknya, di lokasi konser kami berjumpa dengan Febri, Lukman, Nyek, Agil, Niko, dan beberapa teman lagi. Mereka memang janjian dari Kalisat untuk nonton konser bersama-sama. Saat berjalan mendekati panggung, saya dapat rejeki. Nemu selembar uang 20.000 rupiah. Lumayan, bisa buat ngopi Agil dan teman-teman Kalisat.

Seusai tipe-X bernyanyi, saya dan istri segera pulang. Kawan-kawan yang lain tetap di lapangan scaba untuk menonton band pamungkas, d'Masiv.

Sesampainya di rumah, saya segera membuka laptop lalu online. Lewat jejaring sosial twitter, saya ceritakan kejadian ini pada Tresno vokalis tipe-x. Dia membalasnya begini, "Ahaha Maaf mas, itu emang aturan dari panitia, salam hormat buat istrinya."

Di Facebook, Agil berkomentar begini. "Bukan punya sampean saja yang lorge, tapi celanaku juga melorot." Haha, depadeh tompes!

Kapok nonton konser kalau masih ada acara setor sabuk!

Sudut Kalisat © 2014