Minggu, 31 Mei 2015

Rokok Toppas

Minggu, 31 Mei 2015
Oleh RZ Hakim


Foto oleh Dhita Noviandoko a.k.a Lelet, ketika di Papua

Saya sungguh lupa, kapan kali pertama mengenal rokok yang mengusung brand toppas ini. Ia memiliki jargon, top rasanya pas harganya. Di bungkus toppas, selain dijumpai bandrol/cukai dan kalimat peringatan dari pemerintah, tertulis juga siapa produsennya. Di sana tertulis; Diproduksi oleh: PT. Karya Bina Sentausa Malang-Indonesia.

D sini, di kecamatan Kalisat kabupaten Jember, sering saya jumpai para lelaki dewasa yang memlih toppas sebagai rokoknya. Saingan terberat toppas di sini adalah rokok Grendel Internasional.

Pabrik rokok toppas ada di JL. Kertanegara 81 Karangploso, Malang. Menjadi aneh ketika beberapa kali ke Malang, teman-teman di sana justru tak mengenal toppas. Kiranya rokok ini tidak berjaya di kotanya sendiri, tempat kaki-kaki pabriknya ditancapkan.

Berikut adalah catatan terjauh tentang rokok toppas, dari situs online Malang Raya.

Pada pertengahan September 2008, karyawan pabrik rokok toppas di Karangploso melakukan demo pada pihak managemen. Mereka ingin ke depan akan ada kejelasan status sebagai buruh tetap tak lagi kontrak. Saat terjadi demo, pabrik rokok toppas memproduksi rokok jenis kretek dan filter dengan mempekerjakan 200-an lebih karyawan tetap dan 430 karyawan kontrak.

"Kami tak ingin berstatus outsorsing dan dikontrak seperti ini tanpa kejelasan nasib, sebab beberapa dari kami ini telah bekerja di Pabrik Rokok Toppas antara satu hingga lima tahun. Kontrak setahun terakhir kami sejak tanggal 13 November 2007 dan berakhir 13 September 2008 lalu dan berikutnya kami minta agar segera diangkat jadi karyawan tetap atau dikontrak minimal 5 tahun," imbuh Sunarsih, pendemo lainnya. *dikutip dari malangraya web.id tanggal 16 September 2008.

Saya sangat yakin jika keberadaan toppas di Jember jauh sebelum tahun 2008, namun sayang sekali tak saya jumpai data tertulis yang mencantumkan itu. Barangkali tahun 2003/2004. Entahlah, saya benar-benar tidak ingat.

Di Jember, distributor rokok toppas adalah PT Sukses Abadi Bersama. Mulanya, jika saya tidak keliru, kemunculan perdana toppas di Jember, ia ikut pemasaran dari PT. Gudang Garam yang lokasinya ada di seberang Primkop AD Tepbek, Jember.

Ada yang ingat, kapan kira-kira rokok ini diketahui keberadaannya?

Senin, 11 Mei 2015

Nama Kalisat Selain di Jember

Senin, 11 Mei 2015
Di areal Gunung Ijen, tepatnya di kecamatan Sempol kabupaten Bondowoso, terdapat sebuah kebun bernama kebun Kalisat. Kebun ini dikelola oleh PTP Nusantara XII. Kadang orang menyebutnya Kalisat-Jampit sebab lokasinya berdekatan dengan kebun Jampit. Di sini juga ada sebuah sekolah dasar, namanya SD Negeri Kalisat. Sekolah ini berada di dusun terpencil bernama dusun Pedati. Ia adalah sebuah dusun di puncak pegunungan persis perbatasan antara kabupaten Situbondo dan kabupaten Bondowoso.

Selain di Bondowoso, nama Kalisat juga menjadi nama desa di kabupaten Pasuruan, tepatnya di wilayah kecamatan Rembang kabupaten Pasuruan. Desa ini --Kalisat-- adalah sebuah wilayah yang terpencil dan lumayan jauh dari kota, tepatnya 15 kilometer arah ke Barat --ke arah Bangil-- dari kota Pasuruan.

Ada lagi sebuah desa bernama Kalisat di kabupaten Banjarnegara, propinsi Jawa Tengah. Referensi di mesin pencari menunjukkan jika nama desa di Banjarnegara ini adalah desa Kalisat Kidul. Desa Kalisat dikenal karena masyarakatnya bermatapencaharian sebagai petani, terutama petani sayuran. Selain dikenal dengan bahasa Jawa ngapak, kota Banjarnegara pernah menjadi sorotan pemberitaan karena ada bencana alam tanah longsor pada akhir tahun 2014 lalu. Bencana itu terjadi di dusun Jemblung, desa Sampang, kecamatan Karangkobar, Banjarnegara.

Di kabupaten Temanggung, ada sebuah dusun kecil bernama KALISAT, masuk desa Kalimanggis, kecamatan Kaloran, Temanggung.

Di Pekalongan, tepatnya di desa Kwasen kecamatan Kesesi, terdapat sebuah dukuh bernama dukuh KALISAT. Ia terletak di bagian barat Kabupaten Pekalongan yang berjarak kurang lebih 7 km dari ibukota Kabupaten.

Ponorogo juga memiliki desa bernama Kalisat. Desa ini --Kalisat-- berada di kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Sebuah gunung berketinggian 2206 MDPL yang berada di dekat Raung juga bernama G. Kalisat.

Seorang rekan berkata jika di Ubud-Bali ada sebuah persinggahan bernama Villa Kalisat Hotel. Letaknya di sebuah desa tradisional di lereng bukit dan sungai Petanu.

Teman-teman yang mengerti informasi lain tentang nama Kalisat selain di Jember, silahkan menambahkan. Terima kasih.

Minggu, 10 Mei 2015

Kalisat, 15 Juli 1900

Minggu, 10 Mei 2015
Ada sebuah catatan yang saya temukan di situs dbnl.org tentang seorang juru bayar SS bernama Th.K.J. van Kuijk. Di sana juga terdapat keterangan tempat dan tanggal dimana ia menulis. Kalisat (O. Java) 15 Juli 1900.

Membaca istilah 'juru bayar SS' tentu pikiran melayang pada perusahaan kereta api Staatsspoorwegen yang membangun rute Surabaya Kota – Bangil – Pasuruan – Jember – Kalisat – Situbondo – Panarukan, pada 1875–1897. Saya menebak jika si pembuat catatan --Th.K.J. van Kuijk-- di tahun 1900 sedang ada di sekitaran stasiun Kalisat. Prakiraan ini semakin menguat manakala kembali membuka dan membaca buku peringatan Staatsspoor en tramwegen in Nederlandsch-Indie 6 April 1875-1925. Juga sumber lain yang menyebutkan jika kereta api di Jember telah tercatat keberadaan dan pengoperasiannya pada 1897.

Di penghabisan tahun 1901, bagian-bagian rel kereta api di Jawa sebagian besar sudah beroperasi. Untuk garis Probolinggo - Klakah - Kalisat - Panarukan membentang sepanjang 185 km.

Pada 15 Juli 1899, terjadi perbaikan rel kereta, diantaranya perbaikan garis rel Solo - Jogja. Di saat yang sama, para pekerja sedang sibuk mengerjakan konstruksi dari garis Probolinggo - Jember - Panarukan dengan simpangan ke Pasirian, sedang konstruksi dari garis Kalisat - Banyuwangi lagi digambar.

Artinya, stasiun Kalisat di tahun 1900 telah ada, dengan jalur tujuan akhir Panarukan. Sedangkan jalur Kalisat-Banyuwangi sedang dikerjakan.

Berikut catatan Th.K.J. van Kuijk tahun 1900, seorang juru bayar SS yang saat itu berada di Kalisat. Semoga ada manfaatnya meskipun mungkin tidak banyak. Maaf teman-teman, terjemahan ini didominasi oleh translate online.

Sumber: Neerlandia. Volume 4. Penerbit Masyarakat 'Belanda' Den Haag

Dikirim

Setelah sebuah artikel di 't Journal of Administrasi internal (dalam N. India).

Bahwa penduduk asli menggunakan kata-kata Belanda ketika tidak ada kata dalam bahasa mereka, tidak begitu buruk. Sifat malu-malu terhadap penduduk dan berbicara seluruhnya dalam bahasa Hollandsch adalah kesalahan dari beberapa pejabat BB, yang tidak menguntungkan pekerjaan. Jika kepala asli sinis menanggapi pernyataan beberapa inspektur dalam bahasa Jawa yang buruk, mereka --para inspektur-- tidak akan pernah belajar Jawa. Sistem kontrol tidak berubah dalam bahasa Hollandsch jika karyawan asli/pribumi berbicara, dan tetap asli atau bahkan sangat asli. Kecenderungan untuk 'mendorong' di 'soeroeh' (bahasa daerah) untuk menerjemahkan, karena auditor kesulitan mengungkapkan dalam bahasa pribumi, dan tidak cukup praktis untuk dapat belajar atau berbicara. Untuk controller itu sama sulitnya dengan mempelajari juru bicara pribumi. Sudah ada.

[P. 118]

Pribumi, kasual Belanda yang baik, dan lebih baik daripada beberapa inspektur berbicara bahasa asli.

Pada koempoelans (pertemuan) tentu saja harus ada yang berbahasa Belanda, meski tidak semua kepala pribumi mengerti.

Mengapa pemerintah Belanda tidak bisa mempengaruhi, sedangkan bahasa Inggris para pemimpin pribumi yang terpaksa berbicara bahasa Inggris, tanpa efek buruk, sebaliknya. Haruskah kita tidak membuat kita bahasa yang kuat, kepercayaan dan simpati, sekarang berdiri di depan pintu/sudah dekat? Pemaksaan ada pertanyaan di sini, kecuali kita semua sama 'mendorong' Wijbrands Tuhan di 'soeroeh menerjemahkan.

Tulisan tangan indah dari orang Jawa bukan berarti apa-apa, karena mereka biasanya menulis tanpa berpikir. Mereka belajar Hollands mungkin akan berubah, mereka akan melakukan lebih banyak kekuatan kreatif dari akal untuk memikirkan huruf. Sekarang mereka melukis bukannya menulis dan berpikir, karena mereka melakukan copieërwerk banyak dan lingkaran mereka ide tanpa bahasa Hollands, tidak bisa berkembang. Selain itu, jika pemerintah salah satu cara atau yang lain ingin keluar, mereka harus meminta izin untuk inspektur BB dan ini harus mematuhi bukannya pemerintah untuk bekerja melawan, seperti yang terjadi selama ini kadang-kadang. Namun, kita maju, oposisi telah kurang, dan semakin banyak pribumi belajar Hollandsch, apa yang tidak bisa mencegah. Saya berharap bahwa 's A.N.V. buku itu dicetak, Melayu-Hollandsch dan Belanda-Melayu, dan bebas disebarkan oleh anggota. Ketika salah satu yang mendistribusikan buklet dengan penilaian, dan karena itu mereka menunjukkan penulis pribumi dan orang-orang yang memiliki kesenangan mengajar Hollandsch, itu akan berbuah banyak. Itu pekerjaan yang baik di Belanda, dapat dan akan melakukan, ada uang terpakai dan Handelé mahir dengan urgensi. Pemerintah India untuk meneguk telah melakukan semuanya sekarang misalnya, dll, satu dukungan dari diri mereka sendiri. Buku-buku hanya perlu berisi kata-kata umum harian, agar penduduk asli tahu siapa mereka sendiri atau akan mengurus sisanya, karena nafsu doktrin mereka kemudian dibangkitkan. Malay tahu semua pribumi yang dapat membaca surat-surat kami.

Holland memiliki minat dalam, bahwa Hindia dan Holland satu ditaati, tidak di Hindia; Ini adalah di Belanda, dimana Percetakan murah, kata-kata dicetak Booklet. Melalui pengetahuan, lebih baik pribumi memahami undang-undang Belanda dan belajar mengerti peraturan polisi. Mereka akan mematuhi lebih baik dan lebih percaya kepada pejabat B.B. Ini saya temui selama saya 15 tahun di Hindia dan pejabat berbagai B.B. setuju dengan saya.

Kalisat (O. Java) 15 Juli 1900.

Th.K.J. dari Kuijk,

Juru bayar S. S.

Catatan asli bisa dibaca di Neerlandia Jaargang 4.

Terjemahan di atas tentu jauh dari sempurna, namun semoga teman-teman memahami maksud yang terkanjung. Semisal ada yang sudi menyempurnakannya, itu adalah kebahagiaan bersama.

Catatan lain silahkan baca; Spoorweg van Kalisat naar Banjoewangi

Jumat, 01 Mei 2015

Spoorweg van Kalisat naar Banjoewangi

Jumat, 01 Mei 2015

Koran Utrechts Nieuwsblad, 3 November 1898

Di sebuah koran lama Utrechts Nieuwsblad yang dikoleksi oleh Het Utrechts Archief, saya menjumpai artikel berjudul Spoorweg van Kalisat naar Banjoewangi. Artikel tertanggal 3 November 1898 tersebut menuturkan tentang proses pembangunan jalur kereta api dari Kalisat menuju Banyuwangi. Saat artikel ini ditulis, yang terlebih dahulu beroperasi adalah jalur Kalisat-Panarukan.

Artikel tersebut menceritakan tentang Rancangan UU mengenai anggaran biaya pembangunan jalur Kalisat-Banyuwangi, tanggapan Menteri Koloni waktu itu, hak atas tanah (yang akan dilalui jalur tersebut), hingga anggaran tahun berikutnya --1899- yang akan meningkat sebesar 1.998.000 gulden.

Berikut artikel yang dimaksud, dalam bahasa Belanda.


In zijn memorie van antwoord op het wetsontwerp tot verhooging der begrooting van Ned-Indie, ten behoeve van den aanleg van een spoorweg van Kalisat naar Banjoewangi, zegt de Minister van Kolonien, dat hij in den oogenblikkelijk ongunstingen toestand der Indische financien geen voldoende reden kan zien om van het aanleggen der voorgestelde spoorwegverbindingen af te zien, of wel met het maken daarvan nog een paar jaren te wachten. Wat trouwens zoowel voor het eerste als voor het laatste denkbeeld in het voorl. verslag werd aangevoerd, komt hem weinig klemmend voor. Dat wenschelijk zou zijn, om den aanleg nog dit jaar te doen aanvangen, is omdat dan het vrijkomende personeel van den spoorweg van Probolinggo naar Panaroekan daarbij te werk gesteld kan worden en dus niet behoeft te worden verplaast naar verder afgelegen werken, waarmede uit den aard der zaak veel meer kosten gepaard gaan. Wat bedoeld, wordt met het vereenigen der Staatsspoorwegen in Indie tot een syndicaat is den Minister niet duidelijk.

Wat het bedrag van den canon erfpachtsgronden betreft, zou, volgens den Min, het oogenblik slecht gekozen zijn om er aan te denken voor nieuwe perceelen hoogere canons te vorderen, dan thans gebruikelijk is.

Ten behoeve van den aanleg van den spoorweg wordt de begrooting voor Ned. Indie voor 1899 verhoogd met f 1.998.000

Masih dari koran yang sama, pada 28 November 1898 Utrechts Nieuwsblad merilis berita pendek di kolom Kolonien (pag. 9 van 12). Ia memuat tentang desain dalam mempertinggi Bab II dari anggaran Hindia, untuk pembangunan kereta api Kalisat-Banjoewangi.

Aan de orde is het ontwerp tot verhooging van hoofdstuk II der Indische begroting ten behoeve der aanleg van spoorweg Kalisat-Banjoewangi.
Sudut Kalisat © 2014