Jumat, 05 Desember 2014

Fotografi Makro Yang Tak Semudah Itu

Jumat, 05 Desember 2014
Hari ini, selepas Jum'atan hingga menjelang senja, kami menikmati hari di Taman Kalijejer milik keluarga Redy. Di sana kami belajar memperhatikan keanekaragaman hayati, mulai dari semak belukar hingga hewan-hewan kecil.

Saat pertama kali datang di lokasi, belum lagi njagrak motor, kami sudah dikagetkan dengan keberadaan seekor monyet dengan sabuk warna hijau pipa yang melingkari perutnya. Kala Mas Allo, itu adalah monyet milik orang yang lepas dari rantainya. Dia sudah lumayan lama menikmati keliarannya. Kami tidak sempat memotretnya sebab monyet itu lekas sekali menghilang. Mungkin ia turun ke arah sungai.

Om Bajil dan Deny S Ferdiyansyah, mereka berdua tampak senang sebab bisa berfotografi makro ria. Gerimis yang turun lebih dari dua jam memang sukses membuat perut kami sedikit lapar, namun ia tak berhasil membuat kami bersedih. Masbro dan Mbak Prit bahkan sempat berfoto ria di bawah rintik gerimis.


Foto oleh Om Bajil

Kiranya Fotografi Makro itu tak semudah yang dibayangkan. Melihat cara Om Bajil dan Deny memotret obyek hingga nungging dan kadang harus ndlosor, tahulah kita bahwa teknik mendapatkan detail yang tinggi dengan jarak yang sangat dekat butuh cara dan seni tersendiri. Ia juga butuh teknik mengatur napas. Dan tentu saja butuh sabar, hehe. Ohya satu lagi, momen.

Lihatlah foto di bawah ini. Untuk mendapatkannya, Deny S Ferdiyansyah harus mencari posisi yang tepat, mengatur napas, lalu memperhatikan detail. Setelah insting mengatakan oke, barulah ia menjepretnya.


Foto oleh Deny S Ferdiyansyah

Sebagian besar hewan-hewan kecil yang dijadikan obyek fotografi makro belum kami ketahui namanya. Seperti hewan kecil yang dijepret oleh Om Bajil di atas daun Pohon Sengon. Warnanya gelap, ada semacam kumis memanjang di depan moncongnya.


Foto oleh Om Bajil

Tentu kami ingin mengerti apa nama lokal untuk fauna mini tersebut, dan apa pula nama ilmiahnya. Untuk apa? Agar kami mengerti. Siapa tahu kami bisa mempelajarinya lebih lanjut. Setidaknya, kami akan mudah mendatanya di Komunitas Kari Kecingkul. 

Sulit juga ya fotografi makro. Belum pengaturan kamera, belum memperhatikan waktu di saat njepret, belum memperhitungkan arah cahaya, belum tentang berpikir untuk sedapat mungkin tidak merusak habitat serangga, dan memperlakukan posisi kamera, gimana caranya agar tidak goyang. Wah, ribet. Salutlah buat mereka yang menyukai fotografi makro.

Salam!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sudut Kalisat © 2014